Berikut adalah penjelasannya:
Pesawat sederhana adalah alat mekanik
yang dapat mengubah arah atau besaran dari suatu gaya.
Secara umum, alat-alat ini bisa disebut sebagai mekanisme paling sederhana yang
memanfaatkan keuntungan mekanik
untuk menggandakan gaya. Sebuah pesawat sederhana menggunakan satu gaya kerja
untuk bekerja melawan satu gaya beban. Dengan mengabaikan gaya
gesek yang timbul, maka kerja yang dilakukan oleh beban
besarnya akan sama dengan kerja yang dilakukan pada beban.
Kerja yang timbul adalah hasil gaya dan jarak. Jumlah
kerja yang dibutuhkan untuk mencapai sesuatu bersifat konstan, walaupun
demikian jumlah gaya yang dibutuhkan untuk mencapai hal ini dapat dikurangi
dengan menerapkan gaya yang lebih sedikit terhadap jarak yang lebih jauh.
Dengan kata lain, peningkatan jarak akan mengurangi gaya yang dibutuhkan. Rasio
antara gaya yang diberikan dengan gaya yang dihasilkan disebut keuntungan
mekanik.
Secara tradisional, pesawat sederhana terdiri dari
3.
Tuas
4. Katrol
Pesawat sederhana merupakan dasar dari semua
mesin-mesin lain yang lebih kompleks.) are composed. Sebagai contoh, pada
mekanisme sebuah sepeda terdapat roda, pengungkit, serta katrol. Keuntungan
mekanik yang didapat oleh pengendaranya merupakan gabungan dari semua pesawat
sederhana yang ada dalam sepeda tersebut.
Sejarah
Ide pertama dari pesawat sederhana berawal dari
seorang filsuf Yunani Archimedes sekitar abad ke-3
sebelum masehi. Ia mempelajari 3 pesawat sederhana: katrol, pengungkit, dan
sekrup. Ia menemukan rumusan untuk mencari keuntungan mekanik
pada pengungkit. Para ilmuwan Yunani sendiri akhirnya mendefinisikan 5 macam
pesawat sederhana (tidak termasuk bidang
miring) dan mereka dapat menghitung keuntungan mekanik semua
alat-alat tersebut (meski perhitungan untuk baji dan sekrup tidak terlalu
akurat dikarenakan gaya gesek yang besar). Hero dari Alexandria
(sekitar 10–75 AD) dalam karyanya Mechanics mendefinisikan ada 5 pesawat
sederhana: pengungkit, kerekan, katrol, baji, dan katrol. and describes their
fabrication and uses.
Roda Berporos
Roda berporos merupakan roda yang
di dihubungkan dengan sebuah poros yang dapat berputar bersama-sama. Roda
berporos merupakan salah satu jenis pesawat sederhana yang banyak ditemukan
pada alat-alat seperti setir mobil, setir kapal, roda sepeda, roda kendaraan
bermotor, dan gerinda.
Tuas
Tuas atau Pengungkit
Tuas atau pengungkit
adalah salah satu pesawat
sederhana yang digunakan untuk mengubah efek atau hasil dari
suatu gaya.
Hal ini dimungkinkan terjadi dengan adanya sebuah batang ungkit dengan titik
tumpu (fulcrum), titik gaya (force), dan titik beban (load)
yang divariasikan letaknya. Contoh penggunaan prinsip pengungkit adalah gunting, linggis,
dan gunting kuku.
pada masa ini, tuas sudah banyak dikembangkan menjadi
berbagai alat yang berguna dalam kehidupan sehari-hari. gunting kuku adalah
salah satu alat fisika yang menggunakan prinsip tuas.
Jenis – jenis tuas:
a. Tuas golongan pertama
Pada tuas golongan pertama,
kedudukan titik tumpu terletak di antara beban dan kuasa. Contoh tuas golongan
pertama ini di antaranya adalah gunting, linggis, jungkat-jungkit, dan alat
pencabut paku.
b. Tuas golongan kedua
Pada tuas golongan kedua, kedudukan
beban terletak di antara titk tumpu dan kuasa. Contoh tuas golongan kedua ini
di antaranya adalah gerobak beroda satu, alat pemotong kertas, dan alat
pemecah kemiri, pembuka tutup botol.
c. Tuas golongan ketiga
Pada tuas golongan ketiga,
kedudukan kuasa terletak di antara titk tumpu dan beban. Contoh tuas golongan
ketiga ini adalah sekop yang biasa digunakan untuk memindahkan pasir.
Bidang Miring
Perhatikan
gambar di samping! Jalan yang berkelok-kelok menuju pegunungan memanfaatkan
cara kerja bidang miring.
Bidang miring
adalah permukaan rata yang menghubungkan dua tempat yang berbeda ketinggiannya.
Dengan dibuat berkelok-kelok pengendara kendaraan bermotor lebih mudah melewati
jalan yang menanjak. Orang yang memindahkan drum ke dalam bak truk dengan
menggunakan papan sebagai bidang miringnya. Dengan demikian, drum berat yang
besar ukurannya lebih mudah dipindahkan ke atas truk. Bidang miring memiliki
keuntungan, yaitu kita dapat memindahkan benda ke tempat yang lebih tinggi
dengan gaya yang lebih kecil. Namun demikian, baidang miring juga memiliki
kelemahan, yaitu jarak yang di tempuh untuk memindah-kan benda menjadi lebih
jauh. Prinsip kerja bidang miring juga dapat kamu temukan pada beberapa
perkakas, contohnya kampak, pisau, pahat, obeng, dan sekrup. Berbeda dengan
bidang miring lainnya, pada perkakas yang bergerak adalah alatnya.
Katrol
Katrol tetap
Katrol adalah suatu roda
dengan bagian berongga di sepanjang sisinya untuk tempat tali
atau kabel.
Katrol biasanya digunakan dalam suatu rangkaian yang dirancang untuk mengurangi
jumlah gaya
yang dibutuhkan untuk mengangkat suatu beban. Walaupun demikian, jumlah usaha
yang dilakukan untuk membuat beban tersebut mencapai tinggi yang sama adalah
sama dengan yang diperlukan tanpa menggunakan katrol. Besarnya gaya memang
dikurangi, tapi gaya tersebut harus bekerja atas jarak yang lebih jauh. Usaha
yang diperlukan untuk mengangkat suatu beban secara kasar sama dengan berat
beban dibagi jumlah roda. Semakin banyak roda yang ada, sistem semakin tidak
efisien karena akan timbul lebih banyak gesekan antara tali dan roda. Katrol
adalah salah satu dari enam jenis pesawat
sederhana.
Tidak ditemukan catatan mengenai kapan dan oleh siapa
katrol pertama kali dikembangkan, tapi kemugkinan besar berasal dari Eurasia.
Bagian dasar pembentuk sistem katrol, roda, ditemukan beberapa waktu setelah
penemuan di di Eurasia pada masyarakat di belahan barat, Afrika
sub-Sahara, dan Australia. Dipercayai juga
bahwa Archimedes mengembangkan
rangkaian sistem katrol pertama, sebagai mana dicatat oleh Plutarch.
Jenis – jenis Katrol:
a. Katrol tetap
Katrol tetap merupakan katrol yang posisinya tidak berpindah pada saat digunakan. Katrol jenis ini biasanya dipasang pada tempat tertentu. Katrol yang digunakan pada tiang bendera dan sumur timba adalah contoh katrol tetap.b. Katrol bebas
Berbeda dengan katrol tetap, pada katrol bebas kedudukan
atau posisi katrol berubah dan tidak dipasang pada tempat tertentu. Katrol
jenis ini biasanya ditempatkan di atas tali yang kedudukannya dapat berubah,
seperti tampak pada gambar di samping. Salah satu ujung tali diikat pada tempat
tertentu. Jika ujung yang lainnya ditarik maka katrol akan bergerak. Katrol
jenis ini bisa kita temukan pada alat-alat pengangkat peti kemas di pelabuhan.
c. Katrol majemuk
Katrol majemuk merupakan perpaduan dari katrol tetap dan katrol bebas. Kedua katrol ini dihubungkan dengan tali. Pada katrol majemuk, beban dikaitkan pada katrol bebas. Salah satu ujung tali dikaitkan pada penampang katrol tetap. Jika ujung tali yang lainnya ditarik maka beban akan terangkat beserta bergeraknya katrol bebas ke atas.
RUMUS KATROL
Katrol tetap KM = 1
Katrol bergerak KM = 2
Katrol majemuk KM = n (n=jumlah katrol)
KM= Keuntungan Mekanik
USAHA DAN ENERGI
Jika sebuah benda
menempuh jarak sejauh S akibat gaya F yang bekerja pada benda tersebut maka
dikatakan gaya itu melakukan usaha, dimana arah gaya F harus sejajar
dengan arah jarak tempuh S.
USAHA adalah hasil kali (dot product) antara gaya den jarak yang ditempuh.
USAHA adalah hasil kali (dot product) antara gaya den jarak yang ditempuh.
Satuan usaha/energi :
1 Nm = 1 Joule = 107
erg
Dimensi usaha energi:
1W] = [El = ML2T-2
Kemampuan untuk
melakukan usaha menimbulkan suatu ENERGI (TENAGA).
Energi dan usaha
merupakan besaran skalar.
Beberapa jenis energi
di antaranya adalah:
- ENERGI
KINETIK (Ek)
Ek trans = 1/2 m v2
Ek rot = 1/2 I w2
m = massa
v = kecepatan
I = momen inersia
w = kecepatan sudut - ENERGI
POTENSIAL (Ep)
Ep = m g h
h = tinggi benda terhadap tanah - ENERGI
MEKANIK (EM)
EM = Ek + Ep
Nilai EM selalu tetap/sama pada setiap titik di dalam lintasan suatu benda.
Pemecahan soal
fisika, khususnya dalam mekanika, pada umumnya didasarkan pada HUKUM KEKEKALAN
ENERGI, yaitu energi selalu tetap tetapi bentuknya bisa berubah; artinya
jika ada bentuk energi yang hilang harus ada energi bentuk lain yang timbul,
yang besarnya sama dengan energi yang hilang tersebut.
PRINSIP USAHA-ENERGI
Jika pada peninjauan suatu soal,
terjadi perubahan kecepatan akibat gaya yang bekerja pada benda sepanjang jarak
yang ditempuhnya, maka prinsip usaha-energi berperan penting dalam
penyelesaian soal tersebut
W tot = DEk ® S F.S = Ek akhir - Ek
awal
W tot =
jumlah aljabar dari usaha oleh masing-masing gaya
= W1 + W2 + W3 + .......
= W1 + W2 + W3 + .......
D Ek = perubahan energi kinetik = Ek
akhir - Ek awal
ENERGI POTENSIAL
PEGAS (Ep)
Ep = 1/2 k
D x2 = 1/2 Fp
Dx
Fp = - k Dx
Dx = regangan pegas
k = konstanta pegas
Fp = gaya pegas
k = konstanta pegas
Fp = gaya pegas
Tanda minus (-)
menyatakan bahwa arah gaya Fp berlawanan arah dengan arah regangan
x.
2 buah pegas dengan
konstanta K1 dan K2 disusun secara seri dan paralel:
seri
|
paralel
|
|
1
= 1 + 1
Ktot K1 K2 |
Ktot = K1 + K2
|
Note: Energi
potensial tergantung tinggi benda dari permukaan bumi. Bila jarak benda jauh
lebih kecil dari jari-jari bumi, maka permukaan bumi sebagai acuan pengukuran.
Bila jarak benda jauh lebih besar atau sama dengan jari-jari bumi, make pusat bumi
sebagai acuan.
Contoh:
1. Sebuah palu
bermassa 2 kg berkecepatan 20 m/det. menghantam sebuah paku, sehingga paku itu
masuk sedalam 5 cm ke dalam kayu. Berapa besar gaya tahanan yang disebabkan
kayu ?
Jawab: Karena paku mengalami perubahan
kecepatan gerak sampai berhenti di dalam kayu, make kita gunakan prinsip
Usaha-Energi:
F. S = Ek akhir
- Ek awal
F . 0.05 = 0 - 1/2 .
2(20)2
F = - 400 / 0.05 =
-8000 N
(Tanda (-) menyatakan
bahwa arah gaya tahanan kayu melawan arah gerak paku ).
2. Benda 3 kg bergerak
dengan kecepatan awal 10 m/s pada sebuah bidang datar kasar. Gaya sebesar 20Ö5 N
bekerja pada benda itu searah dengan geraknya dan membentuk sudut dengan bidang
datar (tg a = 0.5), sehingga benda mendapat tambahan energi 150
joule selama menempuh jarak 4m.
Hitunglah koefisien
gesek bidang datar tersebut ?
Jawab: Uraikan gaya yang bekerja pada benda:
Fx = F cos
a = 20Ö5 = 40 N
Fy = F sin
a = 20Ö5 . 1Ö5 =
20 N
S Fy = 0 (benda tidak bergerak pada arah y)
Fy + N = w
® N = 30 - 20 = 10 N
Gunakan prinsip
Usaha-Energi
S Fx . S = Ek
(40 - f) 4 = 150 ®
f = 2.5 N
3. Sebuah pegas agar
bertambah panjang sebesar 0.25 m membutuhkan gaya sebesar 18 Newton. Tentukan
konstanta pegas dan energi potensial pegas !
Jawab: Dari rumus gaya pegas kita dapat
menghitung konstanta pegas:
Fp = - k Dx
® k = Fp /Dx =
18/0.25 = 72 N/m
Energi potensial
pegas:
Ep = 1/2 k
(D x)2 = 1/2 . 72 (0.25)2 = 2.25
Joule
SEKIAN dan TERIMA KASIH
0 komentar:
Posting Komentar