Jumat, 30 November 2012

APA SAJA MUSIK DI ASIA???


Macam Musik di ASIA


 Musik Cina 
1. Perkembangan Musik
Bangsa Cina memiliki kekayaan budaya musikal yang telah tumbuh dan berkembang sejak dulu. Pada tahun 1999 ditemukan suling ji’ahu. Instrumen musik tertua didunia yang terbuat dari tulang yang dibuat kira-kira pada 7000 Tahun SM. Contoh lainnya adalah sebuah koleksi lonceng, drum, alat musik dawai dari perunggu pada makan bangsawan Yi dari Zeng (Abad SM). Bangsa Cina mempercayai suatu strategi bahwa bunyi nada yang harmonis merupakan keselarasan alam semesta. Selama lebih 2000 tahun Cina dikuasai oleh pengajaran ahli filsafat confusius yang percaya bahwa musik merupakan gambaran sosial budaya masyarakat dan peribadatan suatu agama yang dianut.Sekitar abad ke-19 tradisi musik Cina mulai terpengaruh tradisi musik Eropa. Mereka mulai diperkenalkan instrument musik barat, orkes, simponi dan konser opera barat. Berbagai gedung petunjuk mulai tumbuh di Cina, sehingga masuklah bangsa Cina dalam modernisasi musik. Saat ini musik tradisional Cina dimainkan seiring dengan komposisi modern musik kontemporer populer.

2. Ragam Musik
Menurut perkembangannya, musik Cina dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : musik tradisional dan musik modern.a. Musik tradisionalMusik tradisional Cina secara mayoritas menggunakan bahasa Cina, meliputi nyanyian rakyat, nyanyian bercerita, dan opera. Lebih dari 400 opera lokal dan 300 nyanyian bercerita yang dipengaruhi oleh budaya lokal. Ragam musik tradisional adalah kepahlawanan, cinta, anak-anak dan regilius menjadi bagian dari perkawinan.b. Musik modernPembukaan abad ke-19 musik Eropa mulai masuk didirikan pada tahun 1920 dengan tujuan untuk melestarikan musik Cina, Eropa. Gaya tradisional dan estetika ke dalam harmonis dan ankentrasi.

3. Sistem Nada
Menurut teori musik Cina (kira-kira 2700 SM) satu oktaf dibagi menjadi 12 nada, tetapi dalam permainan musiknya menggunakan 5 nada yang disebut pentatonic (penta = 5, tonik/tone –nada).


4. Instrumen Musik
Instrumen tradisional musik Cina diantaranya ialah :
1. Erhu (Hanzi: 二胡)

Erhu (二胡) merupakan alat musik tradisional Tiongkok yang paling populer disamping Guzheng dan Dizi. Secara umum, keluarga alat musik gesek ini dikenal juga dengan istilah huqin yang berarti "alat musik orang barbar", dinamakan demikian karena diperkenalkan oleh orang barbar yang berasal dari Asia Tengah. Huqin telah berumur sekitar 500 tahun. Mulai populer pada zaman dinasti Sung (960-1279 AD), yang kemudian berlanjut ke zaman dinasti Ming (1368-1644) dan dinasti Qing (1644-1911) alat music ini berkembang terus menjadi bermacam-macam jenis termasuk yang kita kenal sekarang sebagai erhu. Pada mulanya menggunakan dua senar yang terbuat dari sutra namun sekarang menggunakan senar dari logam. Membrans biasanya menggunakan dari kulit ular piton (ada juga yang menggunakan bahan sintetis, karena regulasi saat ini melarang perburuan ular piton secara liar.). Kotak suara dapat berbentuk segi enam, segi delapan, atau bulat. Kotak suara ini juga bervariasi ukurannya, semakin besar ukuran kotak suaranya maka bunyi bass yang dihasilkan semakin besar dan begitu pula sebaliknya. Erhu digesek dengan busur atau bow yang terbuat dari bambu dan rambut ekor kuda, ekor kuda itu ditempatkkan diantara kedua senar sehingga memudahkan perpindahan menggesek antara kedua senar. Rambut ekor kuda tersebut digosok dengan damar (gondorukem) sehingga terasa kesat waktu digesek, namun dikarenakan pada saat ini sulit ditemukan jenis kuda yang rambut ekornya berkualitas bagus dan sesuai, sebagai gantinya digunakan buluh yang terbuat dari nylon sebagai substitusi atau pengganti rambut ekor kuda.  Erhu biasa disetel dengan nada D - A atau C - G.

2.  Guzheng (古筝)
Guzheng (Hanzi : 古箏) atau Kecapi Cina termasuk alat musik tradisional Cina yang paling populer. Guzheng mempunyai bentuk seperti kotak yang cembung dan terbuat dari kayu sebagai kotak suara, diatasnya terbentang 21 senar. Di tengah senar tersebut ditempatkan pengganjal yang dapat digeser untuk menaikan atau menurunkan frekuensi nada. Senar-senar tersebut di setel pada nada pentatonis China yang terdiri dari nada : do, re, mi, sol dan la.
Guzheng dimainkan dengan cara dipetik. Jari-jari untuk memetik memakai alat bantu berupa kuku palsu terbuat dari tempurung kura-kura atau plastik. Tangan kanan umumnya dipergunakan untuk memainkan melodi, sedangkan tangan kiri untuk memainkan chord.
Sejarah Guzheng
Si Maqian ahli sejarah zaman dinasti Han menulis bahwa sebelum dinasti Qin, Guzheng sudah menjadi alat musik popular untuk mengiringi lagu. Guzheng pada awalnya hanya memiliki 5 senar. Pada zaman dinasti Qin dan Han jumlah senarnya menjadi bertambah menjadi 12. Pada zaman dinasti Ming dan Qing jumlahnya bertambah lagi menjadi 14 – 16 . Standar Guzheng sekarang ini digunakan sejak tahun 1970 terdiri dari 21 senar.
Cara Memainkan
Guzheng dimainkan dengan cara dipetik. Jari-jari untuk memetik memakai alat bantu berupa kuku palsu terbuat dari tempurung kura-kura atau plastik. Tangan kanan umumnya dipergunakan untuk memainkan melodi, sedangkan tangan kiri untuk memainkan chord.

3. Dizi (笛子)

Dizi (笛子)adalah nama alat musik tiup berupa seruling horizontal yang berasal dari Cina. Dizi berawal dari Asia Tengah dan masuk ke Tiongkok pada 2 SM dan merubah bahan dasar Dizi menjadi bambu. Saat itu Dizi terbuat dari tulang. Sebelum Dinasti Han, Dizi yang pada masa itu disebut Di mengacu pada seruling vertikal. Kemudian pada masa Dinasti Tang barulah diadakan perbedaan yaitu nama Di untuk seruling horizontal dan Xiao untuk seruling vertikal. Pada abad ke 7 M, sebuah selaput ditambahkan dan namanya berubah menjadi Dizi. Dizi modern memiliki 12 lubang yang terdiri dari satu lubang untuk meniup, satu lubang membran, enam lubang untuk memainkan, empat lubang untuk memperbaiki tinggi rendah nada dan memasang pajangan. Berbeda dengan Xiao, Dizi memiliki nada jernih dan bergema sehingga cocok untuk mengekspresikan irama gembira dan dapat meniru suara burung-burung yang berbeda.

4.  Yueqin

Nama lainnya adalah gitar bulan, bulan-sitar, gekkin, la Qin, atau laqin. Ini adalah alat musik tradisional Cina.Legenda menyebutkan, jenis gitar ini sudah ada dari zaman dinasti Qin.Memiliki 4 senar.Bentuk modern dari Yueqin menggunakan senar logam, yang akhirnya memberikan suara unik.

5.  Biwa - 琵琶
Pipa adalah alat musik petik tradisional China dengan sejarah yang telah berusia lebih dari 2000 tahun.  Suaranya yang jernih membuat Pipa menjadi alat musik petik yang memegang posisi penting dalam musik tradisional China.  Tehnik memainkan Pipa juga sangat bervariasi, Pipa dapat digunakan baik untuk Solo maupun sebagai instrument pengiring dalam suatu orkestra.
Pipa menggunakan 4 senar dan fret dari bambu yang berjumlah antara 19 sampai dengan 26 itu dilekatkan pada badan Pipa yang "gemuk", ditambah dengan 6 fret yang terbuat biasanya dari tanduk pada gagang Pipa. Senar yang digunakan ada 3 macam, dipilih sesuai dengan kebutuhan, yaitu: kawat baja yang dilapisi oleh perak, kawat baja yang dilapisi oleh nylon dan kawat baja yang dilapisi oleh benang sutra.

B. Musik Jepang

1. Perkembangan Musik
Musik Jepang pada zaman dahulu sangat terpengaruh perkembangan musik dari daratan Cina dan Semenanjung Korea. Sifat dan tersendiri. Abad ke-8 orkes Gagaku terdiri dari 17 musisi yang bermain intrumen sedangkan instrument perkusi terdiri dari gong kecil (shoko) dan drum besar.

2. Ragam Musik
Musik Jepang dikelompokkan dalam dua kategori yaitu :
a. Musik tradisional Jepang pada umumnya berbentuk musik festival religius, nyanyian bekerja dan panggung tarian. Tarian rakyat merupakan bagian tuk terpisah dalam musik tradisional.
b. Musik modern Musik modern Jepang dimulai pada tahun 1867 setelah Mutsuhito Meiji menjadi kaisar Jepang. Eropa adalah Suzuki Shin-Ich, beliau menemukan metode pengajaran biola untuk anak-anak yang diadopsi dari sekolah musik di Amerika Serikat.

3. Instrumen Musik
Instrumen musik Jepang, antara lain :

Shamisen
Shamisen atau samisen (三味線?) adalah alat musik dawai asal Jepang yang memiliki tiga senar, dan dipetik menggunakan sejenis pick yang disebut bachi.Di dunia musik Jepang abad modern (kinsei hōgaku) seperti genre jiuta dan sōkyoku (sankyoku), shamisen dikenal sebagai san-gen (三弦, 三絃?, tiga senar), sedangkan di daerah Okinawa dikenal dengan sebutan sanshin (三線?).
Koto
Koto () adalah alat musik tradisional Jepang senar, mirip dengan zheng Cina, yatga Mongolia, yang Gayageum Korea dan Vietnam Djan Tranh. Koto adalah instrumen nasional Jepang [1]. Koto sekitar 180 cm (71 in) panjang, dan terbuat dari kayu Kiri (Paulownia tomentosa). Mereka memiliki 13 string yang dirangkai lebih dari 13 jembatan bergerak sepanjang lebar instrumen. Pemain dapat menyesuaikan pitches string dengan memindahkan jembatan ini sebelum bermain, dan menggunakan picks jari ketiga (pada ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah) untuk memetik senar.
f. Aboe (hichitiki)

C. Musik India

1. Perkembangan Musik
Perkembangan musik India dimulai kira-kira semenjak abad ke-2 SM. Bangsa Arya yang bermigrasi ke India mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan musik di India. Musik bangsa India mempunyai musik sendiri yang sangat besar pengaruhnya pada magisi regilius, kesusasteraan, ilmu dan seni lainnya. Musik India adalah suatu mozaik dari gaya yang berbeda dan mencerminkan tingkat sosial yang berbeda. Musik klasik banyak dipertunjukkan di kota-kota untuk perkembangan artistic sedangkan musik rakyat banyak ditampilkan di pedesaan menemani jalan kehidupan dan upacara agrikultur. 

2. Ragam Musik
a. Musik Klasik
Musik klasik India dapat diketahui dari dokumen Natya Shastia. Suatu risalah drama berbahasa Sansekerta yang ditulis kira-kira abad ke-2 SM. Terdapat dua tradisi klasik, yaitu Hindustani di India Utara dan Karnatik di India Selatan. Perbedaan tradisi terjadi mulai abad ke-16 sebagai hasil pengaruh orang Islam di India Selatan.
b. Musik Rakyat dan Populer
Sekitar 75% populasi India hidup di desa. Tradisi tetap bertahan dan banyak orang terbebas dari pengaruh nyanyian moden. Mereka menikmati dan bermain musik dari daftar lagu-lagu yang mandiri. Para wanita digunakan pada acara perkawinan, kelahiran bayi, festival agrikultur dan aktivitas rumah tangga, khusus musisi daerah kebanyakan melaksanakan petunjuk untuk petunjuk agama.

3. Sistem Nada
Semenjak abad ke-19 musik India memiliki susunan tangga nada yang tetap. Dalam satu oktaf telah ditetapkan terbagi menjadi 22 syurti (interval). Deretan nada pokok ada dua, yakni sang grama dan megrama. Masing-masing daratan nada pokok tersebut mempunyai tujuan nada yaitu : sa-ri-gra-ma-pa-a-ni diturunkan dengan berbagai cara.

4. Instrumen Musik
Instrumen musik India terbagi dalam dua kelompok, yaitu instrumen pembawa melodi/lagu utama dan instrumen pengiring. Contoh : instrumen pembawa melodi utama adalah kecapi, silar, dan sarod (India utama). Contoh instrumen pengiring adalah tambura (kecapi berleher panjang), mridangam (drum dua sisi), tanjiru (drum bingkai kecil), ghatam (seperti pot-pot dari tanah liat).

Sitar
Sitar (Urdu/Persia: سه‌تار ītār, Hindi: सितार) adalah salah satu jenis alat musik yang berasal dari Asia Selatan. Alat musik klasik Hindustan yang menggunakan dawai/senar. Alat musik ini menggunakan dawai simpatetik bersama dengan dawai biasa dan ruang resonansi menggunakan gourd (sejenis buah-buahan yang dikeringkan dan berongga di dalamnya) sehingga menghasilkan suara yang unik. Sitar merupakan alat musik yang sering digunakan dalam seni musik klasik hindustan sejak Zaman Pertengahan.


Tabla
(atau tabl, tabla) (bahasa Hindi: तबला, bahasa Marathi: तबला, bahasa Kannada: ತಬಲ, bahasa Telugu: తబల, bahasa Tamil: தபேலா, bahasa Bengali: তবলা, bahasa Nepali: तबला, bahasa Urdu: طبلہ, bahasa Arab: طبل، طبلة) adalah Instrumen musik perkusi yang populer di India (dari keluarga membranofon). Alat musik ini dipakai dalam musik klasik Hindustan serta dalam musik populer dan peribadatan di Anak benua India. Alat musik ini terdiri dari sepasang drum tangan dengan ukuran dan warna nada yang berbeda. Nama Tabla berasal dari bahasa Arab tabl, yang bermakna "drum."

Dhol
 (bahasa Punjabi: ਢੋਲ, ڈھول; bahasa Hindi: ढोल; bahasa Assam: ঢোল, bahasa Pashtun: ډهول; bahasa Urdu: ڈھول; bahasa Armenia: դհոլ; bahasa Georgia:დოლი) dan juga dohol (bahasa Farsi: دهل), adalah sejenis drum (alat musik perkusi) yang banyak digunakan di Anak benua India, terutama di daerah Punjabi, dan khususnya oleh para Sikh di Punjabi Timur. Selan di Punjabi Timur, Dhol juga terdapat di daerah lainnya di Asia Selaran, termasuk Assam (pada festival Bihu), Gujarat, Rajasthan, Sindh dan Maharashtra. Alat musik ini populer digunakan dalam musik Punjabi modern.


D. Musik Arab

1. Perkembangan Musik
Musik tradisi Arab diyakini telah ada sejak awal abad ke-3. budaya musiknya merupakan perpaduan dari tradisi musik dinasti Sassanid di Persia (224-641). Tradisi musik awal kerajaan Bytium (awal abad ke-4 – abad ke-6), dan nyanyian religi dari daerah Semenanjung Arab. Puncak kejayaan pada masa pemerintahan Harun Al-Tasyid (766 – 809) di Bagdad, Irak. Beliau dikenal sebagai pelindung seni musik.

2. Ragam Musik
a. Nyanyian Religi
Menurut sejarah, corak musik Arab erat hubungannya dengan nyanyian ayat-ayat suci dalam Al-Qur’an. Nyanyian tersebut merupakan isi dari Firman Tuhan yang dilanjutkan dengan hafalan.
Kefasihan berpidato dan menghafal Al-Qur’an sangat diperhatikan dalam budaya Arab dengan berbagai tema seperti keindahan alam, peristiwa politik, pengalaman religius dan cerita tradisi klasik pra-Islam.
b. Musik Rakyat
Banyak musik tradisi rakyat yang dapat ditemukan disepanjang daerah Arab. Musik Negara Arab yang kaya dengan permainan drum menunjukkan hubungan luas dengan pedagang di Afrika. Musik Arabian di Mesir menggambarkan musik Arab yang unik dengan system nada pentalenik dan irama khusus.
c. Nyanyian Populer
Musik Arab popular merupakan perpaduan dari kedua ragam diatas. Drum dan irama musik rakyat menjadi bagian paling pokok dalam petunjuk musik yang sebagian besar dilakukan oleh kaum muda dalam hal lirik lagu. Penyanyi berusaha untuk mempertahankan tradisi mereka sesuai dengan sistem nada pentatonik.

3. Sistem Nada
Musik Arab memiliki ciri khas yang berbeda dari musik lainnya. Musiknya secara umum sangat kaya akan melodi, halus dan kesempatan untuk membuat berbagai variasi. Musiknya sering memakai variasi dan improvisasi dengan darat. Melodi lagu terdiri dari sejumlah nada-nada yang memiliki jarak interval yang sangat kental.
Struktur pola ritme musik Arab cukup komplit, tidak berdasarkan pola irama yang pasif dan kontan seperti musik barat (2/4, ¾, 6/8), atau disebut nonmitris dalam permainan musiknya. Terdapat sekitar 48 pukulan dan secara khas sudah meliputi dum, pola ritme pada baris pertama merupakan penggambaran pola ritme dari baris kedua yang ditulis dengan skala musik.

4. Instrumen Musik
Instrumen musik yang dipukul dalam musik Arab diantaranya :
a. Ud dan lute, sebuah prololipe dari kecapi Eropa
b. Nay sejenis plute
c. Perkusi (ketthe drum, frame dram, dan drum berbentuk jam pasir)
d. Rababah/rebab, sebuah prolotipe dari biola Eropa
e. Mismar, instrumen musik Lebanon
f. Santur, sejenis gitar


Gambus
Gambus adalah alat musik petik seperti mandolin yang berasal dari Timur Tengah. Paling sedikit gambus dipasangi 3 senar sampai paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan sambil diiringi gendang. Sebuah orkes memakai alat musik utama berupa gambus dinamakan orkes gambus atau disebut gambus saja. Di TVRI dan RRI, orkes gambus pernah membawakan acara irama padang pasir. Orkes gambus mengiringi tari Zapin yang seluruhnya dibawakan pria untuk tari pergaulan. Lagu yang dibawakan berirama Timur Tengah. Sedangkan tema liriknya adalah keagamaan. Alat musiknya terdiri dari biola, gendang, tabla dan seruling. Kini, orkes gambus menjadi milik orang Betawi dan banyak diundang di pesta sunatan dan perkawinan. Lirik lagunya berbahasa Arab, isinya bisa doa atau shalawat. Perintis orkes gambus adalah Syech Albar seorang Arab-Indonesia, bapaknya Ahmad Albar, dan yang terkenal orkes gambus El-Surayya dari
Rebab
Rebab (Arab الربابة atau ربابة - "busur (instrumen)"),[1] juga rebap, rabab, rebeb, rababah, atau al-rababa) adalah jenis alat musik senar yang dinamakan demikian paling lambat dari abad ke-8 dan menyebar melalui jalur-jalur perdagangan Islam yang lebih banyak dari Afrika Utara, Timur Tengah, bagian dari Eropa, dan Timur Jauh. Beberapa varietas sering memiliki tangkai di bagian bawah agar rebab dapat bertumpu di tanah, dan dengan demikian disebut rebab tangkai di daerah tertentu, namun terdapat versi yang dipetik seperti kabuli rebab (kadang-kadang disebut sebagai robab atau rubab).
Ukuran rebab biasanya kecil, badannya bulat, bagian depan yang tercakup dalam suatu membran seperti perkamen atau kulit domba dan memiliki leher panjang terpasang. Ada leher tipis panjang dengan pegbox pada akhir dan ada satu, dua atau tiga senar. Tidak ada papan nada. Alat musik ini dibuat tegak, baik bertumpu di pangkuan atau di lantai. Busurnya biasanya lebih melengkung daripada biola.
Rebab, meskipun dihargai karena nada suara, tetapi memiliki rentang yang sangat terbatas (sedikit lebih dari satu oktaf), dan secara bertahap diganti di banyak dunia Arab oleh biola dan kemenche. Hal ini terkait dengan instrumen Irak, Joza, yang memiliki empat senar.
Pengenalan rebab ke Eropa Barat telah mungkin bersamaan dengan penaklukan Spanyol oleh bangsa Moor, di Semenanjung Iberia. Namun, ada bukti adanya alat musik ini pada abad ke-9 juga di Eropa Timur: ahli geografi Persia abad ke-9 Ibnu Khurradadhbih mengutip lira Bizantium (atau lūrā) sebagai alat musik busur khas Bizantium dan setara dengan rabāb Arab.
Rebana
Rebana (Bahasa Jawa: Terbang) adalah gendang berbentuk bundar dan pipih. ini merupakan symbol kota bumiayu .terbuat Bingkai berbentuk lingkaran dari kayu yang dibubut, dengan salah satu sisi untuk ditepuk berlapis kulit kambing. Kesenian di Malaysia, Brunei, Indonesia dan Singapura yang sering memakai rebana adalah musik irama padang pasir, misalnya, gambus, kasidah dan hadroh.
Bagi masyarakat Melayu di negeri Pahang, permainan rebana sangat populer, terutamanya di kalangan penduduk di sekitar Sungai Pahang. Tepukan rebana mengiringi lagu-lagu tradisional seperti indong-indong, burung kenek-kenek, dan pelanduk-pelanduk. Di Malaysia, selain rebana berukuran biasa, terdapat juga rebana besar yang diberi nama Rebana Ubi, dimainkannya pada hari-hari raya untuk mempertandingkan bunyi dan irama.

BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa karya seni tari setiap negara baik di kawasan Asia maupun kawasan Eropa memiliki keunikan tersendiri. Ha
l ini disebabkan oleh bebarapa aspek yang dibutuhkan dalam menyusun karya tari dipengaruhi oleh latar belakang budaya daerah setempat. Aspek tersebut dapat menjadi landasan untuk mengembangkan gerak yang akan dirangkai, iringan yang akan dipergunakan, komposisi, dan tata riasnya.

B. Saran
Saran yang dapat diberikan :

1. Sebaiknya kita harus selalu melestarikan karya seni tari tradisional di negara kita agar tidak terpengaruh oleh karya seni tari budaya luar, salah satunya dengan cara terus mengembangkan karya seni tradisional dan terus mempelajarinya sampai ke anak cucu kita nantinya.


* Terima Kasih Karena Telah Mengunjungi Blog Ini*

0 komentar: